Jurnalline.com, (Kodam Jaya) – Cililitan. Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Eko Margiyono membuka secara resmi Apel Dansat (Komandan Satuan) Kodam Jaya Tahun 2019 di Aula A. Yani Makodam Jaya, Cililitan, Jakarta Timur, Jumat (1/3).
Dalam arahannya, Pangdam menyampaikan tiga hal penting tentang kepemimpinan yaitu, karakter pemimpin, kepemimpinan dan jadilah soerang pemimpin. Karakter pemimpin merupakan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang berbeda satu sama yang dapat dibentuk di lembaga pendidikan (Lemdik) dan di satuan tempat bertugas. Namun menurut Pangdam, di Lemdik merupakan tempat yang sangat efektif untuk pembentukan karakter tersebut, karenanya setelah pelaksanaan Apel Dansat ini, Pangdam meminta Rindam Jaya untuk memberikan metode pembentukan karakter pimimpin bagi siswa Prajurit yang dididik.
Bagi prajurit berkarakter, tugas merupakan kehormatan yang harus ditunaikan dengan rasa tanggung jawab, selalu menjaga kehormatan satuan dan tidak mengorbankan kehormatan satuannya. Untuk itu lanjut Pangdam, pembentukan karakter prajurit, menjadi prioritas yang harus dilakukan. “Prajurit berkarakter pasti memiliki integritas, bekerja tanpa pamrih, tulus dan ikhlas, bertanggung jawab atas keputusannya, bukan asal berkata ‘Yes Man’, tetapi selalu loyal ke bawah, ke samping dan ke atas, peduli dan memperhatikan anggota beserta keluarganya, tidak cengeng dan pastinya tidak berlindung dibalik nama besar orang tuanya, siap ditugaskan dimana saja,” kata Mayjen Eko Margiyono.
Pangdam juga menjelaskan kepemimpinan merupakan ilmu yang dapat dipelajari, sehingga ada perbedaan seni kepemimpinan dalam penerapannya, misalnya kepemimpinan lapangan yang berhadapan langsung dengan anak buah, kepemimpinan tidak langsung dan dibantu oleh staf dan komandan satuan bawah, e-Leadership yang memanfaatkan teknologi komunikasi. Dalam penerapan implemntasi kepimpinan ini, Pangdam menegaskan tidak ada toleransi terhadap pelanggaran prajurit. “Jangan berikan toleransi sedikitpun bagi anggotamu yang melakukan pelanggaran, kalau ada Prajurit yang tidak bisa dibina, ya ditindak, kalau memang perlu dipecat lakukan pemecatan, karena masih banyak Prajurit yang baik,” tegas Pangdam.
Hal terpenting ketiga yang disampaikan Pangdam dalam Apel Dansat ini adalah jadilah seorang pemimpin, dimana Perwira harus bisa menjadi teman, guru, bapak dan komandan, sehingga pada diri seorang Komandan harus ada kesatuan kata dengan perbuatannya dan mampu memberikan perintah sekaligus mampu melaksanakannya. Pangdam juga menjelaskan, seorang pemimpin harus bertanggung jawab atas keputusannya dan tidak takut kehilangan jabatannya. “Seorang pemimpin ‘boleh ikut tapi jangan larut’, boleh dekat tapi jangan sesat’, harus tetap memiliki jati diri, jangan terjerumus melanggar peraturan dan jangan mencari popularitas murahan, serta tegakkan reward and punishment dengan konsisten,” tegasnya.
Diakhir arahannya, Pangdam juga mengutip pesan kepemimpinan dari Jenderal TNI M. Jusuf, Panglima ABRI 1978-1983 dan Jenderal TNI Mulyono, mantan Kasad yaitu seorang pemimpin harus tahu permasalahan anggota dan memberikan solusinya, pemimpin harus dapat melihat prajurit dengan mata hatinya, karena kekuatan pemimpin terletak pada prajuritnya, sehingga kehadiran pemimpin harus dibutuhkan dan bukan untuk ditakuti anak buahnya.
Dalam Apel Dansat Kodam Jaya ini, sejumlah pejabat mulai dari Kasdam Jaya, Irdam Jaya, para Asisten Kodam, Kakumdam Jaya, Kajasdam Jaya dan Danpomdam Jaya juga memberikan arahan dilanjutkan tanya jawab sesuai bidang masing-masing kepada para Perwira yang menjabat Danton hingga Danyon dan Perwira Staf yang setingkat dari seluruh jajaran Kodam Jaya.
(Fram/dre)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media