Jurnalline.com, JAKARTA – Pelaksanaan Ujian Nasional Tingkat SLTA, digelar secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tak terkecuali juga dilaksanakan di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta, adapun di DKI Jakarta, Ujian Nasional (UN) tingkat SMA Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) serta Berbasis Komputer (UNBK) 2016 di ikuti sebanyak 122.507 pelajar setingkat SMA sederajat di Ibukota siap mengikuti ujian. Adapun rinciannya menurut Wakil Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Bowo Irianto adalah bahwa jumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jauh lebih banyak dibanding SMA dan Madrasah Aliyah (MA) .
“Rinciannya dari SMA Negeri maupun swasta, pelajar yang mengikuti UNKP dan UNBK berjumlah 51.190. Dari Madrasah Aliyah (MA) berjumlah 6.843 dan dari SMK berjumlah 64.474,” tuturnya, saat ikut mendampingi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meninjau langsung pelaksanaan ujian nasional (UN) hari pertama di SMAN 30, Jalan Jendral Ahmad Yani, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (4/4), ia juga menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi siswa yang berhalangan ikut UN, mereka dapat mengikuti UN susulan.
“Pelajar dapat mengikuti UN Susulan asal ada surat dokter sebagai keterangan pelajar itu sakit. UN susulan itu akan diadakan satu Minggu setelah UN selesai,” tandasnya
Sementara itu, dalam inspeksi mendadaknya, meninjau langsung pelaksanaan Ujian Nasional ini, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahya Purnama menyampaikan pesan kepada para siswa peserta Ujian Nasional, agar lebih mengutamakan kejujuran dalam menjawab soal-soal pertanyaan, selain itu agar pelaksanaan Ujian Nasional ini lancer, ia juga mengingatkan agar peserta UN tidak melupakan untuk berdoa kepada Tuhan.
“Yang pertama dan penting kalian harus ingat doa. Karena cuma satu-satunya setelah lulus dan membuat kita bertahan adalah hubungan dengan Tuhan,” kata Basuki, saat memberikan pengarahan di lapangan SMAN 30, Senin (4/4).
Lebih lanjut, dirinya berharap kalian menjadi pemimpin, bahkan melebihi dirinya, namun Basuki mengingatkan jika seorang pemimpin harus berani membuat keputusan.
“Lebih baik membuat keputusan salah daripada anda tidak memutuskan atau menunda keputusan,” tuturnya.
Menurutnya, setiap keputusan yang diambil pasti memiliki konsekuensi atau hasilnya, namun yang paling penting anda sadar keputusan yang diambil untuk kepentingan orang banyak.
“Jangan pernah terima suap, berpihak. Kita hanya bersandar kepada kebenaran dan konstitusi, ” sindirnya, seakan ia mengingatkan agar tidak terjadi kasus suap yang menimpa anggota DPRD DKI Jakarta, pekan lalu, saat tertangkap KPK, ketika KPK menggelar Operasi Tangkap Tangan di sebuah Mall di kawasan Jakarta Selatan.
( IDG/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media