Jurnalline.com, JAKARTA – Jakarta merupakan teras Indonesia, kota plural dan rawan gesekan olehnya melalui moto Bhineka Tunggal Ika pluralisme dapat diarahkan menuju persatuan yang kokoh. Pemprov DKI Jakarta sendiri telah berupaya mendorong pluralisme menuju persatuan dengan mengadakan program Sekolah Agama-Agama Bina Damai (SABDA), demikian disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat disela-sela Forum Komunikasi dan Sinkronisasi Memperteguh Kebhinekaan di Jakarta Selatan, Kamis (28/4/2016), beliau mengatakan Jakarta merupakan kota yang memiliki keberagaman dan rawan gesekan.
Meski demikian melaLui forum ini Pemprov DKI Jakarta seyogyanya dapat menyamakan persepsi bahwa keberagaman dapat diarahkan menuju kepada persatuan Indonesia. Lebih lanjut Djarot berharap jelang Pilkada 2017 nanti agar tidak ada pihak yang menyebarkan berbagai macam perbedaan yang membentuk kelompok tertentu dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tertentu, “Mari kita jaga dan kita perkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di Wilayah DKI Jakarta, hindari dan cegah provokasi berbau SARA menjelang pelaksanaan Pemilukada 2017 mendatang,”tutur Jarot, saat menyampaikan kata sambutan di acara itu.
Dalam kesempatan ini pula, hadir Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta Ratiyono, dalam paparannya, Ratiyono juga meminta agar kemajemukan di Jakarta tidak menjadi potensi konflik di lingkungan, oleh karena itulah untuk mengurangi hal itu, warga Ibukota harus mulai diedukasi dari tingkat sekolah, rumah ibadah, organisasi sampai partai politik.
“Kita edukasi masyarakat agar tidak gampang terprovokasi. Saya ingatkan juga warga masyarakat ini lebih dewasa, logis dan realistis agar terhindar adu domba,” ujar Ratiyono di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/4).
Dengan pemetaan lokasi edukasi, diharapkan akan muncul sikap saling menghargai dimasing-masing suku, latar belakang pendidikan dan lingkungan.
(IDG/Red)
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media